Sosialisasi Pemanfaat Kotoran Ternak Sapi Sebagai Biogas

Sosialisasi Pemanfaat Kotoran Ternak Sapi Sebagai Biogas

Pada tanggal 27 Oktober 2020,  dosen Teknik Kimia Yusnita La Goa, M.T dan beberapa mahasiswa di program holistik pembinaan dan pemberdayaan desa (PHP2D) melakukan sosialisasi dan penyuluhan tentang pemanfaatan kotoran ternak sapi sebagai biogas di desa Klasmelek. Kegiatan ini dihadiri juga oleh perwakilan dinas pemberdayaan masyarakat, Bapak Asik dan Bapak Yudi sebagai praktisi dari desa Walal. Selain itu, dikuti juga oleh masyarakat petani dan peternak yang ada di desa.Desa Klasmelek yang mayoritas masyarakatnya sebagai peternak, ini merupakan potensi desa tersebut untuk megembangkan dan memanfaatkan kotoran untuk biogas. Biogas adalah salah satu inovasi yang dihasilkan untuk membantu kelangkaan sumber daya minyak. Biogas dihasilkan dari sistem penguraian bahan-bahan organik oleh mikroorganisme sehingga dapat dijadikan sebagai sumber daya alternatif yang ramah lingkungan. Selain itu, biiogas  dapat dimanfaatkan sebagai pengganti elpiji dan bahkan dapat dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik untuk skala besar. Penggunaan biogas lebih murah dibandingkan jika menggunakan bahan bakar minyak, hanya saja Anda harus dapat mengolah bahan-bahan organik untuk menghasilkan biogas tersebut.

Prinsip pembuatan biogas adalah adanya dekomposisi bahan organik secara anaerobik (tertutup dari udara bebas) untuk menghasilkan gas yang sebagian besar adalah berupa gas metan (yang memiliki sifat mudah terbakar) dan karbon dioksida, gas inilah yang disebut biogas. Proses dekomposisi anaerobik dibantu oleh sejumlah mikroorganisme, terutama bakteri metan. Suhu yang baik untuk proses fermentasi adalah 30-55°C, dimana pada suhu tersebut mikroorganisme mampu merombak bahan bahan organik secara optimal. Hasil perombakan bahan bahan organik oleh bakteri adalah gas metan seperti yang terlihat dibawah ini: Komposisi biogas : kotoran sapi dan campuran kotoran ternak dengan sisa pertanian. Jenis gas: Biogas, Campuran kotoran + sisa pertanian: Metan (CH4), Karbon dioksida (CO2), Nitrogen (N2), Karbon monoksida (CO), Oksigen (O2), Propena (C3H8), Hidrogen sulfida(H2S), sedikit Nilai kalor (kkal/m2).

Proses pembuatan biogas dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan perbandingan 1:1 pada bak/ember penampung sementara. Bentuk lumpur akan mempermudah pemasukan kedalam digester
2. Mengalirkan lumpur kedalam digester/ember melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama kran gas yang ada diatas digester/ember dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada didalam digester terdesak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi dalam jumlah yang banyak sampai digester/ember penuh.
3. Melakukan penambahan starter (banyak dijual dipasaran) sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan (RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m2 dan sebanyak 5 kg untuk kapasitas ember cat uk 15kg. Setelah digester/ember penuh, kran gas ditutup supaya terjadi proses fermentasi.
4. Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14 baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4 54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.
5. Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak berbau seperti bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.
Pengolahan kotoran ternak menjadi biogas selain menghasilkan gas metan untuk memasak juga mengurangi pencemaran lingkungan, menghasilkan pupuk organik padat dan pupuk organik cair dan yang lebih penting lagi adalah mengurangi ketergantungan terhadap pemakaian bahan bakar minyak bumi yang tidak bisa diperbaharui.(TSP)