Mengenal Home Industri Penggilingan Padi

Mengenal Home Industri Penggilingan Padi

 

Oleh: Restu Hasanah

Di Indonesia alu dan lesung adalah penyosohan padi tradisional pertama yang digunakan petani, baik secara minimal dengan tenaga manusia maupun yang digerakan oleh tenaga air. Satu atau beberapa alu dan lesung dapat dioperasikan melalui kincir air yang merupakan bentuk tradisional unit penggilingan padi. Pada alu dan lesung telah diterapkan prinsip penggerusan untuk memisahkan butir gabah dan penggesekan untuk mengupas kulit sekam (Thahir 2002). Berikutnya berkembang penyosohan mekanis engelberg menggantikan alu dan lesung yang kapasitas penyosohannya tidak memadai lagi. Kelemahan penyosohan engelberg adalah pemecahan kulit dan pemutihan beras terjadi bersamaan dalam satu kali proses sehingga beras giling yang dihasilkan mengandung beras patah yang tinggi (38%), kotor dan derajat sosohnya rendah (Sumardi dan Thahrir 1993). Kemudian masuk kepada era pascaswasembada beras tahun 1986-2000 pengembangan unit penggilingan padi skala besar masih terus berlanjut, namun dengan pendekatan yang sedikit berbeda. Penggilingan padi skala besar tidak lagi menggunakan mesin penyosoh beras berkapasitas besar, namun diwarnai oleh unit penyosoh skala kecil berkapasitas 600 kg/jam. Pada era perdagangan global tahun 2000 sampai saat ini berkembang teknologi penggilingan padi terintegrasi yang disebut dengan Rice Processing Complex (RPC) sebagai bentuk lebih lanjut modernisasi penggilingan padi (Tjahjohutomo et al. 2004 ; Patiwiri 2006 ; Thahir et al. 2008).

Jenis dan manfaat limbah penggilingan padi:

1. Sekam: sekam dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik, sekam yang sudah dibakar dapat menggemburkan tanah dan jenis unsur kimia yang ada didalamnya sangat baik untuk kesuburan tanah. Karena sifat sekam yang baik untuk kesuburan tanah maka dari itu bisa dijadikan alternatif untuk media tanam. Selain itu, pada zaman dahulu sebelum ditemukannya sampo, Orang-orang biasanya menggunakan sekam yang telah dibakar lalu digosokkan ke rambut untuk alternatif sampo ala pedesaan. Manfaat lainnya dapat digunakan sebagai bahan biomassa.

2.  Dedak dan Bekatul: perbedaan keduanya dapat dilihat dari teksturnya bekatul lebih halus. Pada dedak padi masih terdapat rambut atau kulit padinya, sedangkan pada bekatul tidak ada. Apabila direndam dengan air, Hampir keseluruhan bekatul akan tenggelam didalam air, sedangkan pada dedak padi ada bagian-bagian kulit yang terapung. Harga untuk dedak dan bekatul pun juga berbeda, biasanya mempunyai selisih 500- 1000 rupiah. Kandungan serat kasar dedak padi lebih tinggi daripada bekatul Manfaat dedak, yaitu sebagai Media makan untuk pakanan ternak seperti sapi, ayam, dan ikan. Dapat dijadikan minyak dedak, sedangkan untuk manfaat bekatul adalah dapat  mencegah terbentuknya batu ginjal. Hal ini dikarenakan di dalam bekatul mengandung magnesium yang memilik manfaat untuk mencegah terbentuknya batu ginjal. Selain itu dapat mencegah batu empedu dan batu saluran kemih. Selain itu, juga dapat menjaga kesehatan jantung. Bekatul pada beras merah mengandung vitamin B15 yang berfungsi metabolisme otot termasuk otot jantung.

Pada dasarnya dari proses penggilingan padi hingga pemanfaatan limbah dapat disimpulkan industri ini sangat bermanfaat, dari hasil filtrasi hingga residu yang tersisa dapat dikelola dengan baik. Menurut saya industri ini layak diterapkan sebagai contoh industri proses yang menghasilkan produk berkualitas tinggi namun masih bisa menekan biaya proses yang lebih murah.
 


 


*untuk memenuhi tugas PTK